Minggu, 24 Oktober 2010

Individu dalam Massa

Massa adalah sekumpulan orang/individu yang terorganisir, dengan kesamaan kegiatan dan tujuan yang sama. Maka, imbasnya, tujuan Massa hendaknya ditentukan bersama-sama. Sebagai titik awal dalam membangun Massa, tujuan Massa adalah arah bagi berjalannya Massa dalam melakukan aktifitas atau kegiatan yang akan dilakukan, dan ini menjadi begitu penting dalam membangun Massa.

Hal kedua yang menjadi penting dalam pembangunan Massa adalah bagaimana melanggengkan atau mengupayakan eksisnya suatu Massa. Tentang ini, sangat ditentukan oleh individu-individu yang ada dalam Massa itu sendiri. Untuk itu, yang harus dimiliki individu-individu yang berMassa adalah adanya sebuah ikatan sosial diantara mereka yang diharapkan akan menimbulkan rasa kepemilikan dan kepedulian individu pada Massa yang telah didirikan.

Untuk membangun ikatan sosial, dibutuhkan sebuah kesadaran pada masing-masing individu yang didasari atas masalah dan kebutuhan bersama. Ujungnya, diharapkan akan ada gerakan bersama untuk memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan bersama, yang pada gilirannya, akan terbentuk solidaritas dalam Massa tersebut.

Solidaritas pada masing-masing individu ini, akan menjadi ikatan tanggung renteng dalam Massa. Tanggung renteng dalam arti sederhana bisa dianalogikan sebagai saat dimana dalam sebuah Massa itu ada individu yang sakit, maka individu yang lain ikut merasakannya. Apabila Massa yang dibentuk sudah mencapai tingkat kesadaran tersebut, Massa ini akan dapat berkembang dan bisa memecahkan masalah-masalah anggotanya. Dalam hal ini, aturan main yang baku (AD/ART) dalam Massa, bisa jadi tidak begitu penting, bahkan, bisa jadi tidak diperlukan lagi untuk mengikat individu-individu yang masuk di dalamnya.

Mengapa aturan itu tidak menjadi penting? Asumsinya, dengan adanya aturan, yang terjadi adalah pemaksaan untuk membentuk Massa dan menjaring anggota-anggotanya. Di sini akan terbangun adanya ketidakpercayaan antar individu dalam Massa tersebut. Apabila aturan di Massa tersebut, kemungkinan besar akan dilanggar oleh anggotanya, yang terjadi adalah konflik di antara mereka.

Dari dasar pemikiran diatas, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana merumuskan cara membangun Massa dan mewujudkan terbentuknya Massa yang ideal. Dalam hal ini, perlu adanya penyadaran di tingkat masyarakat atas pentingnya berMassa, yang diharapkan akan menumbukan kesadaran bahwa masalah tidak dapat diselesaikan dan kebutuhan tidak dapat tercapai secara sendiri, tanpa bantuan orang lain.

Kemudian, perlu adanya penyadaran atas masalah dan kebutuhan bersama. Hal ini disebabkan karena masalah dan kebutuhan, bisa berubah oleh waktu dan kondisi, sehingga, perlu adanya perumusan atas masalah dan kebutuhan tersebut secara terus-menerus. Diharapkan, ini juga akan menyadarkan masyarakat untuk secara terus-menerus melakukan pertemuan dan kesepakatan dalam melakukan kegiatan sebagai pemecahan masalah serta upaya mencapai kebutuhan bersama.

Mula-mula, sebelum membentuk Massa, tujuan harus dirumuskan dan disepakati bersama. Ini akan menyeleksi dan menyadarkan para anggotanya, terutama saat ada anggota yang tidak setuju, maka ia akan keluar dari lingkaran secara alamiah. Setelah itu, dilakukan upaya membangun kepercayaan di antara anggota dengan jalan menyadarkan mereka untuk melakukan segala hal yang menyangkut kepentingan bersama, didasari atas nilai-nilai kemanusiaan.

Selanjutnya, dilakukan upaya membangun ikatan sosial dengan melakukan kegiatan-kegiatan silaturahmi atau pertemuan-pertemuan rutin untuk mengetahui keadaan, kondisi anggota, dsb. Walaupun kegiatan-kegiatan tersebut dirasa relatif masih kecil manfaatnya, namun ini mempunyai nilai strategis dalam membangun kebersamaan di antara anggota Massa melalui mekanisme komunikasi di antara mereka.

Langkah dan upaya selanjutnya adalah penyelesaian masalah dengan bermusyawarah dan berkomunikasi (dua arah). Harapannya, dengan ini, akan mampu meminimalisir konflik di antara anggota, karena, melalui penyelesaian masalah dengan cara tersebut, akan muncul sebuah kearifan-kearifan lokal di antara mereka, yang disepakati bersama dan bisa diterima Massa.

Dari beberapa hal di atas, kesemuanya tidak lepas dari esensi pembelajaran dan penyadaran bagi masyarakat dalam membangun Massa yang lebih baik, hingga mampu mewujudkan cita-cita maupun harapan bersama, terutama dalam menyelesaikan masalah kemiskinan mereka. Namun diakui, dalam pelaksanaannya, tak semudah membalik telapak tangan, karena senantiasa butuh continuity, kepedulian dan kerja sama antar masyarakat dengan berbagai pihak terkait.

Kondisi-Kondisi Pembentuk Perilaku Mass

Neil Smelser mengidentifikasi beberapa kondisi yang memungkinkan munculnya perilaku kolektif , diantaranya:
1.      Structural conduciveness: beberapa struktur sosial yang memungkinkan munculnya perilaku kolektif, seperti: pasar, tempat umum, tempat peribadatan, mall, dst 
 2.      Structural Strain: yaitu munculnya ketegangan dlam masyarakat yang muncul secara tersturktur. Misalnya: antar pendukng kontestan pilkada. . 
3.      Generalized beliefs : share interpretation of event
4.      Precipitating factors: ada kejadian pemicu (triggering incidence). Misal ada pencurian, ada kecelakaan, ada
5.      Mobilization for actions: adanya mobilisasi massa. Misalmya : aksi buruh, rapat umum suatu ormas, dst
6.      Failure of Social Control – akibat agen yang ditugaskan melakukan kontrol sosial tidak berjalan dengan baik.

Sumber : disini. 

Massa Pasif



Secara sederhananya bahwa Massa Pasif adalah Sekumpulan orang yang hanya tertuju pada satu arah dan tidak melakukan sesuatu secara berarti, ini isa disebut juga dengan Audience.

Contoh massa aktif adalah : Jamaah saat Khutbah, atau peserta Seminar.

Massa Aktif ; Demo Anarkis Bukan Solusi

Gw kesel sekaligus heran bro,

Kalo diliat sikap mahasiswa yang anarkis gitu, mao nya apa sih …?
teriak² didepan Gedung MPR/DPR mengatas namakan rakyat, tapi bertindak anarkis yang dasarnya mengatas namakan kelompok atau diri sendiri …cuma nonsense … sia²

Sebenernya sih sah² aja yang nama nya Demo toh kita ada di negara Demokrasi, tapi kan segala sesuatu ada aturannya.

Gw bener² gak setuju dengan tindakan mahasiswa yang Demo(baca:anarkis) akhir² ini.

Mereka itu pemuda yang gak berpikir panjang *sorry terlalu kasar*

Kenapa ? 

Lah mereka itu Demo atas nama Rakyat, emang bagus niatnya , tapi yang jadi masalah adalah CARA mereka.

Mestinya gak perlu yang namanya Anarkis dalam berdemo, itu bukan Solusi buat membangkitkan negara yang udah terpuruk ini…

Mestinya bereka berpikir, apa yang telah saya berikan bagi negara ini …
Hmmm..atau mereka udah berpikir, yang akan saya berikan pada negara ini adalah CHAOS …

Waktu gw nonton TV, gw sempet menjudge mereka,
Kalo mereka itu mahasiswa yang gak mao belajar, taunya cuma Demo-Demo, Kerahin Massa, Gak Didenger, Anarkis, Ketangkep Polisi ?, Membela Diri dengan Mengatas Namakan Rakyat, padahal Rakyat juga gak berkehendak para pemuda tadi jadi gelap mata dan sampai² bertindak anarkis kaya gitu. Cengeng kan ?

Dalam dunia Mahasiswa ada 2 kalangan kalo Demo,
Yang pertama GOLONGAN MAHASISWA KANAN
Yang kedua GOLONGAN MAHASISWA KIRI

Yang kanan ini, kalo demo selalu adem ayem.
Yang kiri, kalo demo seakan² mao pergi ke Medan perang, dan sarat banget akan provokasi.
Gini lho, masa mahasiswa Demo pake ada acara Bom Mlotov segala ? maksudnya apa coba ? jelas aja Polisi kesel dan mengantisipasi kalo nanti akan ada Anarkis yang lebih hebat lagi. Bahkan sempet ada Provokator yang ketangkep, jelas kan ?

Intinya PROVOKATOR …


Image Courtesy from IndonesiaMedia
dan bila di telaah dari Psikologi Massa bahwa perilaku ini dimasukkan ke dalam Massa Aktif.

Massa Aktif adalah sekumpulan orang yang sudah melakukan suatu hal. Massa aktif bisa juga disebut dengan mob. Dan mob terbentuk karena ada nya suatu tindakan nyata. Misalnya Demonsrasi, Perkelahian Massal.

Menurut Mc Laughlin setidaknya ada 3 hal yang melatarbelakanginya :

Adanya keyakinan dalam kelompok massa bahwa masalah harus segera diselesaikan
- Adanya masalah yang cukup serius
- Upaya penyelesaian masalah yang tertunda

Ada beberapa faktor yang menyebabkan massa aktif :

- Perasaan tidak puas, yaitu, diawali dengan bertukar pikiran, ide baru, perbuatan yang selalu diulang dan jika sudah matang menjadi massa.
- Tekanan jiwa masyarakat, misalnya memuncak dan meledak tidak dapat dikendalikan.

Ciri-Ciri Massa Konkrit



Massa Konkrit adalah Sekumpulan manusia yang mempunyai ciri-ciri :

Adanya ikatan batin, ini dikarenakan adanya persamaan kehendak, persamaan tujuan, persamaan ide, dan sebagainya.
Adanya persamaan norma, ini dikarenakan mereka memiliki peraturan sendiri, kebiasaan sendiri.
Mempunyai struktur yang jelas, di dalamnya telah ada pimpinan tertentu
Bersifat dinamis dan emosional
Contoh nyata nya adalah :
Organisasi resmi misalnya OSIS, BEM, Lembaga Sosial, dll.
Image Courtesy from LPP.ac.id


Semoga Bermanfaat.
Salam, Fakhri.
Psychology Student.

Kesimpulan Psikologi Massa

Massa menurut Gustave Le Bon (yang dapat dipandang sebagai pelopor dari psikologi massa) bahwa massa itu merupakan suatu kumpulan orang banyak, berjumlah ratusan atau ribuan, yang berkumpul dan mengadakan hubungan untuk sementara waktu, karena minat dan kepentingan yang sementara pula. Misal orang yang melihat pertandingan sepak bola, orang melihat bioskol\p dan lain sebagainya (Lih, Gerungan 1900).

 Massa menurut Mennicke (1948) mempunyai pendapat dan pandangan yang lain shingga ia membedakan antara massa abstrak dan massa konkrit. Massa abstrak adalah sekumpulan orang-orang yang didorong oleh adanya pesamaan minat, persamaan perhatian, persamaan kepentingan, persamaan tujuan, tidak adanya struktur yang jelas, tidak terorganisir. Sedangkan yang dimaksud dengan massa konkrit adalah massa yang mempunyai ciri-ciri:
1)        Adanya ikatan batin, ini dikarenakan adanya persamaan kehendak, persamaan tujuan, persamaan ide, dan sebagainya.
2)        Adanya persamaan norma, ini dikarenakan mereka memiliki peraturan sendiri, kebiasaan sendiri dan sebagainya.
3)        Mempunyai struktur yang jelas, di dalamnya telah ada pimpinan tertentu. Antara massa absrak dan massa konkrit kadang-kadang memiliki hubungan dalam arti bahwa massa abstrak dapat berkembang  atau berubah menjadi konkrit, dan sebaliknya massa konkrit bisa berubah ke massa abstrak. Tetapi ada kalangan massa abstrak bubar tanpa adanya bekas.  Apa yang dikemukakan oleh Gustave Le Bon dengan massa dapat disamakan dengan massa abstrak yang dikemukakan oleh Mennicke, massa seperti ini sifatnya temporer, dalam arti bahwa massa itu dalam waktu yang singkat akan bubar.


 Massa menurut Park dan Burgess (Lih. Lindzey, 1959) membedakan antara massa aktif dan massa pasif, massa aktif disebut  mob, sedangkan massa pasif disebut audience. Dalam mob telah ada tindakan-tindakan nyata misalnya dimontrasi, perkelahian massal dan sebagianya. Sedangkan pada tindakan yang nyata, misal orang-orang yang berkumpul untuk menjadi mob, sebaliknya mob dapat berubah menjadi audience.

Semoga bermanfaat.
Salam, Fakhri.
Pyschology Student.

Massa Abstrak ; Perjalanan Naik Motor

Bila ditelaah dari kata-kata nya, kata "Abstrak" mengandung hal yang belum jelas, dan bisa dipersepsikan kedalam banyak hal.

Dan kata "Massa" yang di adaptasi dari bahasa Inggris "Mass" bisa berarti orang yang berbondong-bondong atau orang yang banyak sedang berkumpul.

Dan Massa Abstrak adalah sekumpulan massa yang belum sama sekali mempunyai suatu ikatan, namun mereka berkumpul karena ada kejadian "menarik".

contoh dari Massa Abstrak adalah :

Image Courtesy from Uchix Multiply


Saya sedang naik motor, dan tiba2 diperjalanan ada orang banyak berkumpul, lalu saya mulai penasaran sekaligus memikirkan apa yang terjadi disana, dan akhirnya saya meminggirkan motor saya dan saya hampiri orang-orang yang banyak.

Dan setelah saya dekati, ternyata orang banyak tersebut sedang ramai-ramai meminggirkan pohon yang tumbang, dan saya langsung membantu meminggirkan pohon juga. Dan tanpa sadar saya sudah menjadi bagian dari kerumunan yang tanpa ikatan sekalipun tapi mempunyai tujuan yang sama.
Dari contoh diatas, Anda pasti paham apa maksud dari Massa Abstrak.
Semoga artikel singkat saya dapat membantu.

Sekian dari saya.
Salam, Fakhri.
Psychology Student